Home » » Bakteri Serang Ikan Kerapu di Situbondo

Bakteri Serang Ikan Kerapu di Situbondo

KARTA JAYA | 11/01/2011 | 0 komentar |
Serangan penyakit kian marak terjadi akhir-akhir ini, baik penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus, ataupun akibat hewan lain. Biasanya, penyakit yang disebabkan oleh organisme ini banyakan ditemukan pada tumbuh-tumbuhan dan hewan darat. Tapi kali ini penyakit ini telah ditemukan pada hewan air yaitu ikan. Di desa Situbondo misalnya, Jawa Timur , ribuan ekor bibit dan ikan kerapu terkena serangan bakteri yang menyebabkan bibit dan ikan kerapu tersebut banyak yang mati pada keramba budidaya ikan kerapu di Situbondo. Kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah, tetapi sejauh ini (bulan Oktober-November) belum diketahui persis bakteri apa yang
menyerang ikan tersebut.
Menurut Jati Waluya, staf bidang laboratorium kesehatan ikan di BPAP Situbondo yang dimuat dari Koran KOMPAS mengatakan, serangan bakteri tersebut menyebar di perairan utara Situbondo dan rata-rata menyerang ikan yang dibudidayakan di keramba. Sedangkan keramba yang terdapat di sekitar pantai utara Situbondo sekitar 100 unit.
Samsudin, pembudidaya kerapu juga mengaku , serangan bakteri itu menyebabkan 50 persen bibit ikannya mati, padahal bulan oktober 2011 baru ditebar bibit ikan kerapu tikus sebanyak 500 bibit. Ikan kerapu tikus yang masih berumur empat bulan juga ikut kena serangan bakteri ini. “ Kerugian ikan yang siap panen bisa mencapai Rp. 5 juta lebih untuk satu keramba, karena harga ikan kerapu di pasaran adalah Rp 150.000 per Kg”, katanya. Jati waluyo juga menerangkan bahwa salah satu penyebab dari menyebarnya bakteri ini adalah dikarenakan kualitas air yang menurun di perairan situbondo. Jumlah bakteri yang menempel di tubuh ikan terlalu banyak, jika biasanya hanya 10.000, saat ini (Oktober) sudah mencapai 100 kali lipatnya. Sebelumnya juga kasus kematian ikan kerapu juga sudah pernah terjadi di desa ini, tetapi penyebabnya berbeda. Ada yang kena virus, lintah laut. Kalau virus efeknya lebih besar karena dapat menimbulkan ikan lainnya ikut mati juga.
Pihak BPAP Situbondo juga telah mwngembangkan kerapu hibrida hasil persilangan antara kerapu bebek dan kertang atau kerapu macan dengan kertang.. Kerapu jenis seperti itu, masa panennya hanya selama empat bulan, lebih singkat dibandingkan dengan ikan kerapu biasanya yang sampai mencapai 15 bulan. Ini membantu pembudidaya meraih untung lebih cepat dan menekan kerugian akibat kondisi alam.
Kejadian alamdi atas merupakan sebuah pelajaran buat kita. Sebab kita ketahui bahwa kecintaan kita akan lingkungan hidup kita masih relatif berkurang. Jika kita melakukan survey ke tempat-tempat pelabuhan perikanan di Indonesia, masih banyak pihak pelabuhan tersebut yang membuang limbah pelabuhan tersebut ke daerah perairan kita. Sehingga mengakibatkan daerah perairan tersebut akan tercemar dan akan mengganggu ruaya ikan pantai juga. Terutama akan merusak daerah pantai kita, seperti yang terjadi di desa Situbondo yang diakibatkan oleh menurunnya kualitas air di perairan tersebut.
Share this article :
 
Didukung oleh : Karta Jaya Web | TIPS untuk Blogger | TIPS dan TRIK BLOG
Copyright © 2010. LautanBiru.com
Note : Semua artikel yang ada dalam blog ini, semata-mata hanya untuk
dibagikan buat sobat blogger yang membutuhkan
Template blog telah dimodifikasi dengan perubahan tampilan yang ada.
TERIMA KASIH atas kunjungan Anda.
Jika ada saran/kritik, silahkan kirim e-mail ke:
Kartajaya25@gmail.com atau karta.tambunan@ymail.com