Home » , , » Tingkah Laku Ikan terhadap Rumpon

Tingkah Laku Ikan terhadap Rumpon

KARTA JAYA | 3/16/2012 | 0 komentar |
Rumpon (fish agregation device) dalam bahasa kelautan adalah karang buatan yang dibuat oleh manusia dengan tujuan sebagai tempat tinggal ikan. Rumpon merupakan rumah buatan bagi ikan di dasar laut yang dibuat secara sengaja dengan menaruh berbagai jenis barang di dasar laut secara kontinyu (Soemarto 1962). Biasanya, bila di suatu perairan terdapat rumpon, maka plankton akan berkumpul. Seperti diketahui plankton sebagai bahan makanan bagi ikan besar. Beberapa jenis ikan tuna dan cakalang menjadikan rumpon sebagai tempat bermain. Hal ini memudahkan bagi nelayan untuk menangkap ikan.
Definisi rumpon menurut SK Mentan  No. 51/Kpts/IK.250/1/97  adalah  alat  bantu penangkapan ikan yang dipasang dan ditempatkan pada perairan laut. Selanjutnya dalam SK Mentan No. 51/Kpts/IK.250/1/97 tentang Pemasangan  dan  Pemanfaatan  rumpon menjelaskan bahwa terdapat 3 jenis rumpon, yaitu:
  1. Rumpon perairan dasar; adalah alat bantu penangkapan ikan yang dipasang dan ditempatkan pada dasar perairan laut. 
  2. Rumpon perairan dangkal; adalah alat bantu penangkapan ikan yang dipasang dan ditempatkan padaperairan laut dengan kedalaman sampai dengan 200 meter. 
  3. Rumpon perairan dalam; adalah alat bantu  penangkapan  ikan yang  dipasang dan  ditempatkan   pada perairan  laut   dengan  kedalaman  di atas 200 meter.
Konstruksi dan teknis pemasangan rumpon
Secara garis besar rumpon menurut Preston (1982) dalam Anonim2 adalah tersusun dari tiga bagian utama yang terdiri dan attraktor, mooring line dan pemberat. Konstruksi rumpon, terdiri dan komponen-komponen yang sama bila dilihat berdasarkan fungsinya seperti pelampung, alat pengumpul ikan, tali-temali dan pemberat. tetapi untuk rumpon-rumpon yang dipergunakan oleh nelayan diberbagai lokasi di Indonesia mempunyai perbedaan bila dilihat dan material masing-masing komponen konstruksi rumpon tersebut.
Tim Pengkajian Rumpon IPB (1987) mengemukakan bahwa persyaratan umu komponen komponen dan konstruksi rumpon adalah sebagai berikut:
1)   Pelampung,
§  Mempunyai kemampuan mengapung yang cukup baik (bagian yang mengapung di atas air 1/3 bagian).
§ Konstruksi cukup kuat tahan terhadap gelombang dan air.
§ Mudah dikenali dari jarak jauh.
§ Bahan pembuatnya mudah didapat;
2)   Atraktor atau pemikat,
§  Mempunyai daya pikat yang baik terhadap ikan.
§  Tahan lama.
§  Mempunyai bentuk seperti posisi potongan vertikal dengan arah ke bawah.
§  Melindungi ikan-ikan kecil.
§  Terbuat dan bahan yang kuat, tahan lama dan murah;
3)   Tali-temali,
§  Terbuat dan bahan yang kuat dan tidak mudah busuk.
§  Harganya relatif murah  mempunyai daya apung yang cukup untuk mencegah  gesekan terhadap benda-benda lainnya dan terhadap arus
§  Tidak bersimpul (less knot);
4)   Pemberat,
§  Bahannya murah, kuat dan mudah diperoleh.
§  Massa jenisnya besar, permukaannva tidak licin dan dapat mencengkeram.
Daya tahan rumpon yang dipasang di laut sangat bervariasi tergantung jenis material dari masing-masing komponen serta kondisi dan kedalaman perairan dimana rumpon tersebut dipasang. Tim Pengkajian Rumpon IPB (1987) mengemukakan bahwa berdasarkan hasil evaluasi rumpon yang dipasang PT. Usaha Mina di Perairan Utara Irian Jaya dan  di perairan Maluku utara dapat disimpulkan bahwa rumpon yang dipasang pada kedaan 600-1000 m dapat bertahan antara 10-17 bulan
Menurut Atapattu (1991). penggunaan rumpon sebagai alat bantu penangkapan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan laju tangkap dengan pengurangan biaya produksi, mengurangi waktu untuk mencari gerombolan ikan sehingga mengurangi biaya operasi kapal, meningkatkan efisiensi penangkapan serta memudahkan operasi penangkapan ikan yang berkumpul di sekitar rumpon.
Rumpon sebagai alat bantu penangkapan dipasang di tengah laut. Oleh sebab itu agar rumpon dapat berfungsi dengan dengan baik sesuai dengan tujuannya. maka dalam pemasangannya diperlukan adanya informasi tentang kedalaman, kecerahan air. arus. suhu, salinitas dan keadaan topografi dan dasar perairan dimana rumpon akan dipasang. Informasi dasar tersebut sangat diperlukan untuk diketahui agar dalam pemasangan rumpon benar-benar tepat pada perairan yang diharapkan dan menghindari rumpon putus. Pemasangan rumpon harus pula memperhatikan aspek biologis dan ikan yang menjadi sasaran penangkapan. Hal ini bertujuan agar rumpon yang dipasang benar-benar pada perairan yang subur dan banyak ikannya.

Tingkah laku ikan di sekitar rumpon
Menurut Asikin (1985) mengemukakan bahwa keberadaan ikan di sekitar rumpon disebabakan oleh bebrapa hal, antara lain:
  1. Rumpon sebagai tempat bersembunyi di bawah bayang-bayang daun rumpon bagi beberapa jenis ikan tertentu;
  2.  Rumpon sebagai tempat berpijah bagi beberapa jenis ikan tertentu; 
  3. Rumpon itu sebagai tempat berlindung bagi beberapa jenis ikan yang mempunyai sifat fototaksis negatif.
Samples dan Sproul (1985) mengemukakan teori tertariknya ikan yang berada di sekitar rumpon disebabkan karena:
  1. Rumpon sebagai tempat berteduh (shading place) bagi beberapa jenis ikan tertentu; 
  2. Rumpon sebagai tempat mencari makan (feeding ground) bagi ikan-ikan tertentu;
  3. Rumpon sebagai substrat untuk meletakkan telurnya bagi ikan-ikan tertentu; 
  4. Rumpon sebagai tempat berlindung (shelter) dan predator bagi ikan-ikan tertentu;
  5.  Rumpon sebagai tempat sebagai  titik acuan navigasi  (meeting point)  bagi     ikan-ikan tertentu yang beruaya. 
Selain kelima teori di atas Gooding dan Magnuson (1967) dalam Anonim2 megemukakan bahwa rumpon merupakan tempat stasiun pembersih (cleaning place) bagi ikan ikan tertentu. Dikemukakan bahwa dolphin dewasa umumnya akan mendekati bagian bawah floating objects dan menggesekkan badannya.  Breder (1949) dalam Anonim2  juga mendukung hal ini dimana kadang-kadang dolphin mendekati ikan lain untuk membersihkan badannya.  Tingkah laku ini sesuai dengan tingkah laku dan famili coryphaenids yang memindahkan parasit atau menghilangkan iritasi kulit dengan cara menggesekkannya.  Freon dan Dagom (2000) dalam Anonim2  menambahkan teori tentang rumpon sebagai tempat berasosiasi (association place) bagi jenis ikan-ikan tertentu.
Rumpon yang dipasang. pada suatu perairan akan dimanfaatkan oleh kelompok ikan tertentu sebagai tempat berlindung dan serangan predator. Kelompok jenis ini akan berenang-renang dengan mengusahakan agar posisi tubuh selalu membelakangi bangunan rumpon. Selain sebagai tempat berlindung, rumpon diibaratkan sebagai pohon yang tumbuh di padang pasir yang merupakan wadah pemikat kelompok ikan (Subani 1972).
Ikan berkumpul di sekitar rumpon untuk mencari makan. Menurut Soemarto (1962) dalam area rumpon terdapat plankton yang merupakan makanan ikan yang lebih banyak dibandingkan di luar rumpon.  Diterangkan juga oleh Soemarto (1962) bahwa perairan yang banyak planktonnya akan menarik ikan untuk mendekat dan memakannya.
Menurut Subani (1972) mengemukakan bahwa ikan-ikan yang berkumpul disekitar rumpon menggunakan rumpon sebagai tempat berlindung juga untuk mencari makan dalam arti luas tetapi tidak memakan daun-daun rumpon tersebut.
Share this article :
 
Didukung oleh : Karta Jaya Web | TIPS untuk Blogger | TIPS dan TRIK BLOG
Copyright © 2010. LautanBiru.com
Note : Semua artikel yang ada dalam blog ini, semata-mata hanya untuk
dibagikan buat sobat blogger yang membutuhkan
Template blog telah dimodifikasi dengan perubahan tampilan yang ada.
TERIMA KASIH atas kunjungan Anda.
Jika ada saran/kritik, silahkan kirim e-mail ke:
Kartajaya25@gmail.com atau karta.tambunan@ymail.com