Lautan Biru (Desember 2010),Perangkap merupakan alat penangkap ikan dan non ikan yang bersifat pasif. Jenis alat tangkap ini sudah lama dikenal oleh nelayan, karena biaya pembuatannya yang relatif murah, cara pembuatan dan pengoperasiannya yang mudah, bahan pembuatnya mudah didapat, tidak merusak organisme hasil tangkapan, dan tidak merusak sumberdaya secara ekologis maupun teknis. Perangkap dapat dioperasikan pada tempat-tempat dimana alat tangkap lain tidak dapat dioperasikan, misalnya daerah berkarang, celah karang, lubang-lubang di antara bebatuan, perairan yang sangat dalam, atau perairan dengan pantai yang tinggi dan terjal. Adanya berbagai kelebihan tersebut menyebabkan nelayan-nelayan bermodal kecil sangat menyukainya.
Daerah pengoperasian perangkap biasanya tidak jauh dari pantai. Waktu penangkapannya pun tidak lebih dari satu hari. Oleh karenanya, nelayan tidak perlu menunggui perangkap yang telah terpasang di laut sepanjang hari. Pengoperasian perangkap di laut dapat menjadi pekerjaan sampingan, karena nelayan dapat melakukan aktivitas lain di darat sementara menunggu waktu pengangkatan perangkap yang telah terpasang di laut.
Ukuran perangkap umumnya kecil dan hanya dapat dimasuki oleh beberapa organirme laut saja. Namun demikian, jumlah perangkap yang dioperasikan nelayan biasanya mencapai puluhan atau ratusan buah, sehingga hasilnya sangat banyak sekali. Dalam satu kali operasi penangkapan, nelayan dapat merendam ratusan perangkap pada beberapa tempat penangkapan yang berbeda. Dengan demikian, peluang tertangkapnya organisme laut pada setiap operasi penangkapan sangat besar.
Prinsip penangkapan dengan perangkap adalah memerangkap organisme laut yang masuk ke dalam perangkap dan tidak dapat keluar lagi. Ada banyak penyebab organisme laut masuk ke dalam perangkap, diantaranya tertarik oleh makanan, mengira perangkap sebagai tempat tinggalnya, terbawa arus, sebagai tempat berlindung dari kejaran pemangsa, tidak sengaja masuk ke dalam perangkap, terbawa arus, dan tergiring oleh nelayan. Oleh karenanya, pengoperasian atau pembuatan perangkap umumnya didasarkan atas semua faktor penyebab tersebut.
Berdasarkan lokasi pengoperasiannya, perangkap dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu perangkap dasar, perangkap apung dan perangkap hanyut. Perangkap apung dan perangkap hanyut digunakan untuk menangkap jenis-jenis ikan. Adapun perangkap dasar diperuntukkan untuk menangkap ikan dasar dan organisme non ikan – yang umumnya hidup di dasar--, seperti gurita, kepiting, rajungan, lobster, dan siput macan.
Organisme jenis ikan dapat ditangkap, baik dengan perangkap maupun jenis alat tangkap lainnya. Ini berbeda dengan organisme non ikan yang hanya dapat ditangkap dengan perangkap. Upaya penangkapan dengan alat tangkap selain perangkap dapat dilakukan, tetapi sangat sulit. Selain alat tangkapnya menjadi rusak, hasil tangkapannya juga dalam kondisi mati atau terluka. Padahal, nilai jual organisme non ikan sangat ditentukan oleh kondisinya yang masih hidup, segar dan anggota tubuhnya tidak terluka.
Kepiting, rajungan, lobster, dan siput macan aktif mencari makan pada malam hari. Jenis indera yang sangat diandalkan terutama penciumannya. Oleh karena itu, penangkapannya dengan perangkap harus menggunakan umpan yang baunya merangsang indera penciumannya. Umpan yang digunakan sebisanya jenis makanan yang biasa dimakannya. Adapun untuk gurita, perangkap harus disesuaikan dengan kondisi tempat tinggalnya yang berbentuk ruang gelap.
Perangkap umumnya dioperasikan dengan 2 cara, yaitu cara terpisah dan teruntai. Cara pengoperasian terpisah dilakukan dengan cara menempatkan bebera perangkap pada tempat-tempat yang berbeda. Antara satu perangkap lainnya benar-benar terpisah. Adapun cara operasi teruntai dilakukan dengan cara menempatkan perangkap pada suatu area penangkapan yang sama dan antara satu perangkap dengan lainnya saling terhubung dengan tali utama.
Operasi penangkapan lobster dilakukan secara terpisah. Penyebabnya, lobster hidup di antara karang sehingga sangat sulit mengoperasikan perangkap secara teruntai, karena tali utamanya akan tersangkut ketika dilakukan pengangkatan. Cara pengoperasian perangkap secara teruntai baru dapat dilakukan jika permukaan dasar perairannya datar. Organisme non ikan yang memiliki habitat seperti ini adalah kepiting, rajungan, siput macan dan gurita. Oleh karena itu, penangkapan ke-4 jenis organisme tersebut biasanya menggunakan perangkap yang disusun secara teruntai dengan jumlah perangkap yang sangat banyak.