Indonesia adalah negara yang plural. Pluralisme ini menjadikan Indonesia mempunyai kekayaan alam yang berlimpah, kekayaan budaya yang sangat menakjubkan. Namuan, deawasa ini banyak ancaman dan gangguan yang membuat pertahanan dan kesatuan bangsa Indonesia mulai terganggu. Sehingga saat ini sangat dibutuhkan generasi-generasi yang cinta dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi terhadap Indonesia. Tidak terkecuali cinta akan perairannya. Indonesia merupakan kawasan kepulauan terbesar di dunia yang terdiri atas sekitar 18.000 pulau besar dan kecil. Pulau-pulau itu terbentang dari timur ke barat sejauh 6.400 km atau sepadan dengan jarak London dan Siberia dan sekitar 2.500 km jarak antara utara dan selatan. Garis terluar yang mengelilingi wilayah Indonesia adalah sepanjang kurang lebih 81.000 kilometer dan sekitar 80% dari wilayah ini adalah laut. Dengan bentang geografis itu, Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas yaitu 1,937 juta kilometer persegi daratan, dan 3,1 juta kilometer teritorial laut, serta luas laut ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) 2,7 juta kilometer persegi.
Dengan dilandasi kondisi itulah, maka para pendahulu kita, merumuskan dan mengajukan Deklarasi Juanda tahun 1957, supaya dunia mengakui wilayah kedaulatan maritim Indonesia, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam Deklarasi Djuanda terkandung suatu konsepsi negara maritim “Nusantara”, yang melahirkan konsekuensi bagi pemerintah dan bangsa Indonesia untuk memperjuangkan serta mempertahankannya hingga mendapat pengakuan internasional. Deklarasi Djuanda merupakan landasan struktural dan legalitas bagi proses integrasi nasional Indonesia sebagai negara maritim. Deklarasi Djuanda ini telah memberikan batas laut teritorial yang jelas yaitu sepanjang 12 mil yang diukur dari garis yang menghubungkan titik-titik ujung terluar pada pulau-pulau dari wilayah negara Indonesia pada saat air laut surut.
Sumberdaya yang terkandung di dalamnya pun sangat beragam dan masih banyak yang belum dioeksploitasi. Kekayaan alam ini telah diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa kepada kita umat manusia supaya kita dapat mengelolanya dengan mempertimbangkan kearifan lokal. Kenyataannya, akhir-akhir ini banyak sumberdaya alam yang telah dieksploitasi oleh berbagai pihak tanpa memperhatikan kearifan lokal. Sehingga banyak menimbulkan kerusakan lingkungan di sana sini yang berdampak pada kehidupan makhluk hidup di bumi ini.
Sumberdaya yang berkelanjutan harus didukung dengan manejemen yang baik untuk mencapi kesetimbangan alam. Berbagai upaya manejemen sumberdaya alam telah banyak dilakukan oleh pihak swasta maupun pemerintah. Namun selalu ada kendala yang dihadapi untuk mewujudkan manejemen sumberdaya tersebut. Masalah inilah yang kerap dihadapi bangsa ini untuk mewujudkan pertahanan dan keamanan negara. Akhir-akhir ini, kerap kali kita mendengar terjadinya pencurian ikan atau istilah kerennya pembajal laut di perairan Republik Indonesia oleh negara-negara sahabat kita. Selain pencurian ikan, sebelumnya negara ini juga telah kehilangan beberapa pulau-pulau kecil. Kenapa?, dikarenakan pertahanan dan keamanan kita masih lemah terutama dalam sektor pertahanan kelautan. Sehingga masih dibutuhkan pengembangan pertahanan terutama di bidang kelautan.
Masalah yang menjadi penyebab dari kurangnya pertahanan saat ini terjadi karena beberapa faktor, antara lain kurangnya kesadaran masyarakat dan aparat akan kearifan lokal, terjadinya pemanasan global yang menaikkan suhu dan permukaan air laut. Seperti yang terjadi pada pulau kecil, seperti kepulauan Seribu dan kepulauan Riau. Dengan alasan memanfaatkan pasir dan bahan material yang terkandung di sekitar daratan pulau tersebut, sehingga bahan material tersebut dikeruk habis-habisan tanpa terkendali.
Faktor kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang Wawasan Nusantara juga menyebabkan pemerintah di masa lalu kurang berorientasi ke laut, sehingga banyak fenomena-fenomena pembajakan laut yang terjadi akhir-akhir ini. Dalam hal ini masyrakat perlu disadarkan akan pentingnya pengetahuan dasar mengenai landasan formal dalam bidang pertahanan negara. Hal ini menjadi pegangan wajib, dan menjadi nafas keseharian dari masyarakat dalam keseharian setiap warga negara Indonesia. Seperti yang tertulis pada Undang-Undang Dasar 1945
· Pasal 27 ayat 3 yang mengatakan bahwa “setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”.
· Pasal 30 ayat 1 berbunyi “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”.
· Pasal 30 ayat 2 berbunyi “Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung”.
· Pasal 30 ayat 3 berbunyi “Tentara Nasional Indonesia terdidir atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
Selain mengenal landasan formal kemaritiman, masyarakat Indonesia perlu disadarkan akan pentingnya memahami Wawasan Nusantara tersebut, dimana masyarakat disadarkan akan cara pandang bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa, dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang meliputi darat, laut, dan bahkan udara di atasnya sebagai satu kesatuan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Pertahanan Keamanan. Selain menyadarkan akan Wawasan Nusantara ini, masyarakat disadarkan juga akan hal memberikan kontribusi untuk mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu negara Indonesia yang meredeka, berdaulat, adil, dan makmur seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Melihat masalah-masalah yang timbul saat ini, kita sebagai warga negara sangat diharapkan memberikan kontribusi yang nyata untuk pertahanan negara kita. Untuk mengatasi masalah ini, semua lapisan masyarakat dan pemerintah harus bersama-sama turun dan bekerja sama dengan memberdayakan komponen-komponen yang kita punya untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam sebuah wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sudah saatnya kita bangsa Indonesia bangkit dari keterpurukan yang terjadi. Mari kita melihat cita-cita bangsa ini ke depan, karena masih banyak yang harus kita lakukan untuk menjadikan bangsa dan negara ini menjadi bangsa yang berdaulat ke dalam maupun ke luar negeri.
Setiap negara berkeinginan untuk selalu dapat meningkatkan kemampuan pertahanan dan keamanan dari negaranya. Salah satunya dengan meningkatkan kemampuan militernya. Dengan kemampuan militer yang semakin canggih maka negara tersebut mempunyai kemampuan diri yang dapat diandalkan untuk menghadapi berbagai ancaman, baik yang datang dari dalam maupun dari luar negeri. Isu keamanan pada dekade terakhir ini semakin kompleks dengan meningkatnya aktivitas terorisme, perampokan dan pembajakan laut, penyelundupan, imigran gelap, penangkapan ikan illegal dan kejahatan lintas negara lainnya. Bentuk-bentuk ancaman tersebut semakin kompleks karena dikendalikan oleh aktor-aktor dengan jaringan lintas negara yang sangat rapi, serta memiliki kemampuan teknologi dan dukungan finansial yang baik. Masalah pertahanan negara merupakan faktor yang sangat mendasar dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Tanpa mampu mempertahankan diri dari ancaman baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri, suatu negara tidak akan dapat mempertahankan keberadaannya. Selain itu juga pertahanan negara berkaitan dengan harga diri bangsa dan negara, karena dengan adanya kekuatan pertahanan negara yang memadai akan membuat negara lain menjadi tidak memandang remeh terhadap Indonesia, dengan kata lain bangsa Indonesia akan dihormati oleh negara-negara lain.
Sebuah masalah pasti ada solusinya. Masalah yang kerap terjadi akhir-akhir ini pasti dapat kita atasi. Untuk menyelesaikan sebuah masalah itu perlu dianalisa akar dari penyebab masalah tersebut, mengadakan survey akan masalah tersebut. Jangan terlalu fokus dengan masalah tersebut, karena apabila kita langsung memberantas masalah itu tanpa memangkas habis akar dari masalah itu, sama saja kita bekerja dengan sia-sia. Selain dengan cara di atas, perlu adanya strategi pertahanan negara yang mampu menjawab tiga hal yang mendasar, yakni apa yang dipertahankan, dengan apa mempertahankannya, serta bagaimana mempertahankannya.
Strategi pertahanan hendaknya dirumuskan dengan mencermati dinamika yang terjadi pada lingkungan strategis yang terjadi dengan karakteristik perang dan kecenderungan penggunaan persenjataan lainnya, baik pada lingkungan internasional, regional dan nasional. Dinamika lingkungan strategis tersebut digunakan untuk menganalisa ancaman, yang berdasarkan sumberdaya dapat berupa ancaman eksternal, internal dan azimuthal (tidak dapat dipisahkan apakah eksternal atau internal). Strategi pertahanan Indoensia hendaknya dapat mengkaitkan dan mengintegrasikan karakteristik kekuatan masing-masing kawasan pertahanan, baik darat, laut dan udara tanpa adanya salah satu kawasan yang mendominasi. Perumusan strategi pertahanan ditujukan untuk menciptakan kekuatan pertahanan yang terpadu (integrated armed force). Kekuatan terpadu Indonesia adalah adanya kekuatan darat yang terintegrasi ke dalam strategi maritim dan ditopang oleh kekuatan udara. Kekuatan darat tersebut hendaknya didasari oleh strategi maritim dan negara kepulauan yang berdekatan dengan kekuatan-kekuatan kontinental membutuhkan kekuatan udara yang tangguh dalam penyelenggaraan pertahanan negara.
Melihat kondisi kemaritiman Indonesia saat ini yang mulai digoncang oleh negara-negara tetangga, maka sangat dibutuhkan anggaran pertahanan yang cukup besar mengingat tingkat ancaman yang relatif besar dan wilayah perairan Indonesia yang lebih luas dibandingkan dengan negara tetangga. Saat-saat seperti inilah peran masyrakat sangat dibutuhkan untuk mendukung komponen utama dalam mempertahankan pertahanan dan ketahanan untuk menuju negara maritim.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa batas-batas perairan indonesia telah diatur sebelumnya dan telah mendapat pengakuan dari negara-negara di dunia. Dengan lahirnya Deklarasi Djuanda, landasan struktural dan legalitas batas periaran Indonesia ini semakin jelas. Untuk mencapai negara maritim, tentu batas-batas perairan tersebut harus dijaga dengan ketat. Sehingga sumberdaya yang ada di dalamnya tidak dieksploitasi dengan sembarangan. Masalahnya adalah komponen utama (TNI) kurang optimal dalam melaksanakan fungsinya untuk menjaga kedaulatan NKRI. Peran masyrakat perlu diperhatikan dalam membantu komponen utama (TNI) untuk mendukung kinerja dalam mempertahankan kedaulatan NKRI lewat perbatasan perairan. Hal mendasar yang terkait dengan kewajiban warga negara adalah bahawa negara dapat mewajibkan setiap warga negara untuk ikut dalam upaya pertahanan negara. Mewajibkan warga negara untuk ikut dalam upaya pertahana negara adalah konteks yang konstitusional sebagai konsekuensi menjadi warga negara dari suatu negara yang berdaulat sebagaimana telah diatur dalam UUD 1945.
Pemberdayaan warga negara akan pentingnya Wawasan Nusantara sangat diharapkan berjalan dengan optimal. Langkah yang pertama untuk menyadarkan warga negara akan pentingnya pertahanan negara yaitu dengan memberikan pengetahuan tentang Wawasan Nusantara tersebut. Tidak bisa dipungkiri saat ini telah banyak generasi-generasi bangsa yang tidak mengerti akan Wawasan Nusantara, sehingga banyak terjadi kesenjangan-kesenjangan di belahan Nusantara ini. Sehingga perlu ditanamkan rasa memiliki akan bangsa ini. Sealin itu juga generasi saat ini perlu pendalaman yang lebih lagi tentang landasan-landasan yang terdapat pada pertahanan negara. Terkait negara maritim, sudah saatnya kita memaksinalkan semua komponen untuk mewujudkan negara maritim yang berdaulat . Sejauh ini komponen utama (dalam hal ini TNI) sudah melaksanakan kewajibannya, namun dalam mewujudkan pertahanan yang kokoh untuk menuju negara maritim tidak semudah membalikkan telapak tangan. Komponen utama tidak ada gunanya jika tidak didukung oleh komponen lainnya. Dalam hal ini semua komponen harus saling mempunyai keterkaitan untuk mencapai cita-cita bangsa ini.
Untuk menjaga eksistensi kelautan Indonesi, pemerintah perlu melakukan sosialisasi dengan masyrakat akan pentingnya perairan bagi bangsa ini. Karena perairan kita menyimpan energi yang sangat kaya dan pastinya harus dilestarikan. Terkadang kebiasaan warga negara ini sangat susah untuk dirubah, sehingga inilah salah satu faktor yang menghambat sebuah program pemerintah yang pro akan rakyat. Seperti misalnya sebuah program yang bertujuan untuk membantu para nelayan. Pada umumnya nelayan telah kehilangan kepercayaan akan pemerintah, karena banyak nelayan saat ini telah terikan dengan tengkulak-tengkulak yang telah memodali mereka. Sehingga pola pikir nelayan perlu di luruskan dalam hal ini. Selain itu juga faktor sumber daya manusia (SDM) yang kurang dapat menghambat realisasi program-program yang akan direncanakan. Melihat masalah di atas, maka hal yang pertama kali diselesaikan adalah masalah culture (budaya) dan sumber daya manusianya.
Peningkatan sumber daya manusia yaitu dengan pendidikan dan pelatihan (Diklat) yang diharapkan dapat meningkatkan kemapuan TNI. Namun dengan keterbatasan dana (anggaran) pelaksanaan Diklat tidak dapat dilaksanakan dengan optimal sehingga mempengaruhi kemampuan personil TNI dalam menjalankan tugasnya. Keterbatasan anggaran ini akan dapat mempengaruhi kekuatan TNI karena menyangkut masalah material dan kekuatan personil, khususnya tingkat kesejahteraan. Sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi TNI dalam menjalankan tugasnya. Anggaran merupakan sebuah masalah yang sangat kompleks dalam sebuah organisasi. Sebenarnya jika anggaran tersebut dikelola dengan baik, mustahil keterbatasan anggaran akan menjadi sebuah faktor yang menghambat peningkatan sumber daya manusia (TNI). Sama halnya dengan pemberdayaan SDM lainnya, dalam hal ini adalam masyarakat. Fenomena yang terjadi di lapangan sebenarnya tidak jauh beda dengan sistem pengeloaan yang kurang baik dari sebuah program, sehingga berdampak pada sumber daya manusia yang dibentuk. Anggaran pertahanan suatu negara menduduki posisi yang sangat strategis dalam meningkatkan pertahanan negara. Strategis artinya apabila hal ini diabaikan, maka negara tersebut akan kesulitan dalam mengatasi ancaman yang terjadi.
Untuk menuju pertahanan negara yang kuat maka perlu peningkatan SDM, karena betapapun canggihnya teknologi yang digunakan tanpa didukung oleh SDM yang professional maka pertahanan negara tidak akan tercapai dengan optimal. Adapun dalam rangka peningkatan SDM dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Peningkatan Kualitas SDM, dapat dilakukan dengan cara-cara yaitu:
· Pembinaan personil melalui penyedian personil, pendidikan, perawatan dan pemisahan.
· Pembinaan personil melalui peningkatan kesejahteraan.
2) Peningkatan Kuantitas SDM, dapat dilakukan dengan rekrutmen personil TNI secara bertahap sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat mencapai jumlah sekitar 1 pesen dari jumlah penduduk Indonesia. Seperti misalnya merekrut personil dari nelayan.
3) Masalah pertahanan negara adalah masalah seluruh komponen bangsa, oleh sebab itu perlu adanya dukungan untuk memperbesar kekuatan komponen utama (TNI) dalam mempertahankan keutuhan NKRI, dimana keterlibatannya diatur dalam suatu UU komponen cadangan dan komponen pendukung pertahanan negara. Maka perlu segera disahkan UU tersebut agar keterlibatan masyarakat dalam bela negara dapat terwadahi sesuai dengan aturan yang jelas dan tegas.
Dalam rangka hari Nusantara 2011 mari kita wujudkan kesatuan bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan meningkatkan kemapuan pertahanan dalam rangkat menuju negara maritim. Banyak hal yang harus dievaluasi untuk mencapai persatuan dan kesatuan yang kokoh. Pertahanan negara yang kuat merupakan harga diri sebuah bangsa. Oleh sebab itu untuk mempertahankan kedaulatan negara Indonesia, demi keutuhan NKRI dan keselamatan bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara, secara khusus dalam bidang kelautan dibuthkan:
1. Komponen utama (Personil TNI) yang handal dan mampu melindungi serta menahan kemungkinan berbagai ancaman dan gangguan yang datang dari dalam maupun dari luar negeri.
2. Sumber daya manusia yang memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi dan mampu mengatasi berbagai permasalahan akibat perkembangan globalisasi baik teknologi maupin informasi.
3. Pemberdayaan masyarakat, terutama nelayan dalam menjaga perairan Indonesia yang menjadi komponen pendukung
4. Anggaran yang terkontrol dengan baik sesuai dengan kebutuhan peningkatan baik untuk pengembangan personil TNI maupun peningkatan kesejahteraan warga negara.
Dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia, semua komponen yang ada harus saling mendukung, karena cita-cita tersebut bukanlah milik segelintir orang, tetapi merupakan cita-cita bersama bangsa Indonesia. Mari dengan merapatkan barisan kita wujudkan negara Indonesia adalah negara yang bredaulat, negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa. Indonesia tidak boleh dipisahkan oleh apapun juga, karena Indonesia berada dalam satu wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
2 komentar:
lestari...........................
@yuyou : Terima kasih buat komentarnya dan kunjungan sobat ke LautanBiru.com
Tks :)
Posting Komentar